1/MONAS
Aku
berdiri bersua ria
Monomen
nasional menyanyikan cerita
Di
kala senja waktu itu
Angin
gugur menerpa sekujur raga
Menambah
sakralnya jumpa
Antara
aku dan sang saksi sejarah bangsa
Ku
saksikan...
Ia
tegak mencakar langit senja
Pun
mahkotanya...
Menjulangkan
kesombongan ke arah semua mata
Seakan
tersirat makna
Tapi
entahlah, aku tak sempat menuai sejarah di dalamnya
Ia
bisu, andai ia tidak
Kan
kuajak ia ke warung lesehan di sampingnya
Akan
kutanyakan benarnya cerita
Tentang
bangsa ini yang mulai kehilangan makna
Juga
tentang sejarah bangsa ini yang mulai berkepentingan saja
Ha
ha ha...
Sungguh
hanya andai...
Kemudian
aku duduk bersimpuh lara
Kusematkan
pesan pada monas yang sedang diam
Dalam
hati...
Ku
anggap saja ia bisa memakai telepati
Lalu
pesanku...
“wahai
monas, bantulah aku
Sadarkan
bangsa ini dengan makna indonesia
Tunjukkan
dengan isarat kemegahanmu
Seperti
tegaknya kamu, semoga bangsa ini tegak sepertimu
Seperti
menawannya mahkotamu, semoga bangsa ini menawan sepertimu
Seperti
kekokohanmu, semoga persatuan bangsa ini kokoh sepertimu
Wahai
monas....
Seperti
kejujuran bentukmu, semoga para pencatat sejarah bangsa ini jujur sepertimu
Wahai
monas, hanya itu pesanku”
Kemudian
aku diam hingga petang, lalu pulang.
2/JAKARTA TUA
Em,..
Stasiun
bercorak belanda, itu masih awal
Lalu
langkahku kulanjutkan
Sungguh
jakarta tua...
Belanda
masih hidup di tengah-tengah kota
Bedanya,
merah putih berkibar di atas bangunan tua
Sudah...
Belanda
sudah lari terbirit-birit
Sudah
tak ada lagi kompeni di ruas-ruas kota
Tak
akan kau saksikan lagi bualan kerja paksa
Juga
tak akan kau saksikan lagi 10 november dalam cerita
Apalagi
bandung lautan api, karena ini jakarta
Akh...
Bangunan
tua jakarta tua
Malah
kau ingatkanku tentang gugurnya dewa-dewa bangsa
Kenapa
tak robohkan saja
Toh,..
disana bukan lagi tempat bernostalgia sejarah bangsa
Muda-mudinya
justru pemuja belanda
Benarkah,...?
Kau
lihat saja
Makna
indonesia habis dimakan rayap eropa
Tak
ada lagi keanggunan wanita indonesia, mudinya
Mudanya,
entahlah...
Mungkin
sudah waktunya indonesia berubah lagi menjadi belanda
Tapi,...
Ini
kan indonesia
Ya,..
Namanya
saja, maknanya?
Sudah
mati di pusara tanpa nisan cinta
3/KAMPUNG MELAYU
Hanya
ini yang tersisa
Pinggiran
dalam kekumuhan
Hilir
sungai yang kerap menjadi senjata menawan
Kala
sang aktor politisi menginginkan kekuasaan
“akan
saya selesaikan masalah sungai” katanya.
Hahahaha...
pentas politik pantas ditertawakan
Siang
sebelum senja
Hari
yang kelima aku di ibu kota
Kampung
melayu ajarkan pucuk nasionalisme yang mulai layu
Ya...
Hanya
disana yang tersisa di jakarta
Budaya,
tanpa hantu kebarat-baratan
Tradisi,
tanpa tawanan sang penebar euforia kesesatan
Kampung
melayu
Masih
terdengar gotong royong dalam cerita
Juga
bhinneka tunggal ika dalam pelajaran kewarganegaraan
Juga
masih kudengar jeritan “aku indonesia”
Setelahnya,...
Disana
aku baru berkata
Ini
indonesia...
19-01-2014