Dimakan suasana
Berbusana pasangan
semut
Ganti-ganti di
jalan-jalan buntut
Bak pesawat tempur
Mata-mata meluncurkan racun
Mulut-mulut malah
mendengkur
Alih-alih menertawakan
Gelombang sunyi justru
menghunus pedang
Gesit ditangkis dengan
tangan tanpa perisai
Menangis sekeras-keras
pita
Serupa teriak dipadang
pasir
Malah debu menyumbat
tenggorakan
Liar tersesat dalam
bisu
Hanya telinga beradu
lagu-lagu
Dari tahun 80-an yang
tercipta
“Kumenanti seorang
kekasih
Yang tercantik yang datang
di hari ini”
Semakin sakral suasana
hari di lirik ini
Kemudian sehelai rambut
gugur
Terutus terbang menuju
kerumunan
Antara senyuman para
korban penantian
Sudah demikian ulasan takdir
bebatuan
Yang sampai pada
skenario lajang
Kemana selanjutnya hidup
ditendang
Sebentar sebait lagi
Dalam judul masih tak
tersebut maksud
Kuceritakan dipertemuan
wahai Calon Istriku
21 Juli 2015
No comments:
Post a Comment