Dewi Airlangga (34)
Langit menderu kulipat waktu
Bintang menghambur kubentuk kabur
Berlari merangkul ujung badai
Kisah dulu petaka dimulai
Replika masa berdialog rasa
Berkecamuk bara memercik asa
Digdaya mengobar peluh sadar
Dihantam kenang ditikam zaman
Pagi luntur kulanjut lamun
Awan redup kubentuk kabut
Tajam memandang kahyangan silam
Tempat dulu merana dipinang
Sempurna masa kususun ulang
Air mata hati jatuh ke otak nadi
Berbunga puisi berduri mimpi
Cukup mengganti jerihnya sunyi
Usai mega kucelup derita
Segelas air mata pelepas dahaga
Sebentar lagi kuminum bahagia
Dan mati terkepung makna
Tanjung, Malam hingga malam lagi, 27-28 Nopember 2014
Langit menderu kulipat waktu
Bintang menghambur kubentuk kabur
Berlari merangkul ujung badai
Kisah dulu petaka dimulai
Replika masa berdialog rasa
Berkecamuk bara memercik asa
Digdaya mengobar peluh sadar
Dihantam kenang ditikam zaman
Pagi luntur kulanjut lamun
Awan redup kubentuk kabut
Tajam memandang kahyangan silam
Tempat dulu merana dipinang
Sempurna masa kususun ulang
Air mata hati jatuh ke otak nadi
Berbunga puisi berduri mimpi
Cukup mengganti jerihnya sunyi
Usai mega kucelup derita
Segelas air mata pelepas dahaga
Sebentar lagi kuminum bahagia
Dan mati terkepung makna
Tanjung, Malam hingga malam lagi, 27-28 Nopember 2014