 |
Saya memberi hormat setinggi-tingginya pada Indonesia dan para pejuangnya. |
Hampir 70 tahun Bung
Karno berdiri dengan kopiah nasional
Kedua tangannya gagah
dengan selembar kertas kemerdekaan
Matanya tajam tertuju
pada yang hendak terkatakan
Sebelah kirinya Bung
Hatta tangan kebelakang
Sebelah kanannya
Seorang Jendral entah siapa
Di belakangnya pasti
petinggi-petinggi para pejuang
Di depannya tak
terlihat
Sebab lensa kamera
khusuk menciptakan jejak langkah bangsa Indonesia
Hingga terdengar dari
rekam radio
Ritme suara yang acap
kali di-iramai bising mic audio
Demikian gagahnya
Sang proklamator
bersuara wibawa
Tanpa tongkat biasanya
Lantang mengubah jalan
sejarah Indonesia
;
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia
dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama
dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17
boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa
Indonesia.
Soekarno/Hatta.
;
Indonesia gemetar
Ada kecamuk pengorbanan
yang belum terbalaskan
Indonesia berkobar
Ada api-api semangat
yang tertitipkan juga semakin terlupakan
Indonesia berkibar
Ada mimpi tinggi
bersama tingginya merah putih menyapa kemerdekaan
Indonesia berkoar-koar
Ada suara proklamator
yang semakin ter-asingkan
“Kami Bangsa Indonesia”
Kami yang bagaimana
Kami yang kulit hitam
campur kuning langsat ketimuran
Kami yang dekil kecil
Kami yang bermata sipit
Kami yang berambut
hitam bergelombang
Kami yang gondrong
Kami yang diburu hingga
negeri orang
Kami yang menjajah
pribumi
Kami yang berdalang
harga pasar
Kami yang bermain
sumpah lantas membuang sampah
Kami yang bagaimana
Kami yang berjudi
dengan kematian di kamar puskesmas
Kami yang bermain
pendidikan untuk pakan
Kami yang menjual
belikan tanda tangan
Kami yang menangisi
kemelaratan
Kami yang berjuang demi
“Surat Keterangan Tidak Mampu”
Kami yang acuh-acuh
saja
Kami yang mengepulkan
jerutu saja
Kami yang membajak
sawah saja
Kami yang mengarungi
lautan saja
Kami yang bagaimana
Kami yang berteori
kritis
Kami yang menuliskan
dan menduniakan budaya
Kami yang memperdagangkan
ke-eksotisan Indonesia
Kami yang menghabiskan
emas di tanah timur
Kami yang diam-diam
meng-ekspor tambang
Kami yang diam-diam
menyelundupkan ikan-ikan
Kami yang berdoa saban
hari untuk Indonesia
Kami yang bagaimana
Kami yang bagaimana
yang bangsa Indonesia
Kami yang berpuisi
Kami yang berteknologi
Kami yang menggarap
undang-undang
Kami yang bersains diluar
batas
Kami yang paham
turun-naiknya kurs
Kami yang paham
silsilah pejuang
Kami yang bagaimana
Proklamasi, “Kami
Bangsa Indonesia”
“Menyatakan Kemerdekaan
Indonesia”
Kemerdekaan yang
bagaimana
Kemerdekaan yang bebas
mengecam
Kemerdekaan yang bebas
membegal
Kemerdekaan yang bebas
memporak-porandakan angan
Kemerdekaan yang
imajinatif tanpa batas etika
Kemerdekaan yang
primitif tanpa belas aniaya
Kemerdekaan yang
bagaimana
Kemerdekaan yang
menjunjung tinggi keberagaman
Kemerdekaan yang
mengutamakan persatuan
Kemerdekaan yang
bhinneka tunggal ika
Kemerdekaan yang
berprinsip pluralisme
Kemerdekaan yang penuh
peng-kotak-kotak-an
Kemerdekaan yang bagaimana
Kemerdekaan yang bebas
se-bebas-bebas-nya
Kemerdekaan yang bebas
haluan tengah
Kemerdekaan yang
hakikatnya terjajah
Kemerdekaan yang
bagaimana
Kemerdekaan yang
prosedural
Kemerdekaan yang
birokratif
Kemerdekaan yang hanya
candu
Kemerdekaan yang bagaimana
Kemerdekaan yang saling
sikut
Kemerdekaan yang saling
tanduk
Kemerdekaan yang saling
bagaimana
Kemerdekaan ini
kemerdekaan yang bagaimana
Kemerdekaan yang hanya
dogma
Kemerdekaan yang hanya
anak dari proses pemerkosaan kata
Kemerdekaan yang
bagaimana
Proklamasi, “Menyatakan
Kemerdekaan Indonesia”
“Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan”
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan yang
melenyapkan tanah-tanah pinggiran
Kekuasaan yang
meratakan kefakiran
Kekuasaan yang
memainkan alur politik nasional
Kekuasaan yang
mengalirkan anggaran negara
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan yang
menentramkan masyarakat
Kekuasaan yang menyatukan
bangsa
Kekuasaan yang
mengajarkan kebijaksanaan
Kekuasaan yang tak
henti mengumbar semangat para muda
Kekuasaan yang memberi
tempat berkarya
Kekuasaan yang
menyingkirkan preman-preman pasar
Kekuasaan yang
menyingkirkan mafia-mafia pasar
Kekuasaan yang menukar
rupiah dengan dolar
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan yang mampu
mengesampingkan pasal
Kekuasaan yang mampu
merubah isi koran
Kekuasaan yang mampu
memanipulasi surat suara pemilihan
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan yang atas
Kekuasaan yang bawah
Kekuasaan yang tengah
Kekuasaan yang melaknat
kejahatan
Kekuasaan yang
bersandar pada yang jahat
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan yang menganut
amerika
Kekuasaan yang menganut
jerman
Kekuasaan yang menganut
inggris
Kekuasaan yang
bagaimana
Kekuasaan oh kekuasaan
Kekuasaan oh kekuasaan
Kekuasaan yang
bagaimana yang termaksudkan
Proklamasi, “Hal-hal
jang mengenai pemindahan kekoeasaan”
“17 boelan 8 tahoen 05”
Kenapa kosong lima
Kenapa bukan empat lima
Sekedar bocoran dari
petualang ke-Indonesia-an
Jepang ternyata masih
bersemayam
Bukan pada tanggal
Bukan pada bulan
Tapi pada tahun yang
berwaktu panjang
Proklamasi, “17 boelan
8 tahoen 05”
“Atas nama bangsa
Indonesia.
Soekarno/Hatta.”
Siapa Soekarno dan
Hatta
Siapa mereka beraninya
mengatas-namakan bangsa Indonesia
Siapa Soekarno
Siapa Hatta
Bangsa Indonesia-kah?
Jika ia, maka kita
bangsa apa?
Kita masih tak ada
miripnya dengan mereka
Kita masih tak pantas
berkopiah hitam
Kita masih tak pantas
menyuarakan kemerdekaan dan kekuasaan
Kita masih tak pantas
mengaku bangsa Indonesia
Sebab kita masih tak
ada mirip-mirip-nya dengan mereka
Proklamasi, “Atas nama
bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta.”
“Kepada Sang Saka Merah
Putih, Hormat Gerak!”
Nusantara telah
berkibar dengan satu Bendera sakral
Merah Putih...
Gagah menaiki pentas
perlawanan
Menantang meriam-meriam
Menantang impian
pejuang
Kemudian iringan
Indonesia Raya menggema seantero bumi
Mari kita lanjutkan
bernyanyi untuk Ibu Pertiwi
;
INDONESIA RAYA
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku
semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang
kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang
kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
;
Merdeka tanahku
Dirgahayu tanah lahirku
Pra Dirgahayu Indonesia
ke-70,10 Agustus 2015