Hujan petaka di bumi
maksiat
Bumiku di bilik dada
Hujan petaka di langit
maksiat
Langitku di bilik
kepala
Semacam simfoni kehancuran
Runtuh instrumen di
tengah laga
Hujatan-hujatan pada
kuping
Dirasa sendiri
kebingungan
Lari semau nafsu
Malah makin terpuruk
Mati nafas sementara
Membawa pada puisi
dengan kelemahan
Mencoba menyematkan
dzikir
Demi petaka reda
Seikhlas Basmalah
Tuntunlah Gusti, hamba
binasa
Noda-noda hati menyamar
Bersihlah sebelum hidup
ini kelar
Hujan petaka menggilas
Semakin ganas
Laa Hawla Waala Kuwwata
Illa Billah, Allah...
24 04 2016
No comments:
Post a Comment